Minggu, 12 Januari 2014

ANFIELD STADIUM

Anfield, antara Sejarah, Kesetiaan dan Masa Depan
credit : bawaltorres12

1 September 1892, awal manis kisah Liverpool di Anfield


Anfield, stadion kebanggaan Liverpool ini memang terkenal angker. Namun, sejarah panjang juga mengikuti perkembangan stadion yang terletak di daerah Merseyside tersebut. Sejak dibangun dari tahun 1884, Anfield sejatinya adalah markas dari rival satu kota Liverpool, Everton F.C.

Pada tahun 1884, Anfield dimiliki oleh seorang pengusaha yang bernama John Houlding yang langsung menyewakannya kepada Everton saat itu juga. Poros kepemilikan Anfield akhirnya berubah ketika The Reds lahir pada 15 Maret 1892 yang mana kelahiran Liverpool sendiri tidak lepas dari peran John Houlding yang juga merupakan presiden dari Everton saat itu.

Hal ini tidak lepas dari The Toffees yang memilih pindah ke Stanley Park, yang kini berganti nama menjadi Goodison Park. Saat itu, Houlding yang memilih menetap di Anfield akhirnya memutuskan untuk sebuah klub, Liverpool. Dan sejak didirikan pada 15 Maret 1892, Liverpool tak butuh waktu lama untuk memiliki stadion baru. Hingga tepat 1 September 1892, Liverpool resmi menjadi tuan rumah di stadion bersejarah itu.

Liverpool bentukan Houlding itu pun langsung berjaya di kancah sepak bola Inggris. Setelah menunjuk John McKenna sebagai manajer pertama The Reds, berbagai prestasi langsung ditorehkan oleh tim yang memiliki lima gelar Liga Champions tersebut.

Memulai dari Divisi Dua pada tahun 1892, liga terbawah Inggris saat itu, Liverpool terus menunjukkan kehebatannya. Debut Liverpool saat itu berbuah manis, mereka tak pernah terkalahkan baik ketika bermain di hadapan publiknya sendiri maupun ketika bermain laga tandang.

Sejak berdirinya Liverpool, Anfield selalu bisa menyajikan daya magis anak-anak The Kop, terbukti mereka sangat sulit terkalahkan jika bermain di hadapan publiknya sendiri. Catatan sejarah membuktikan hal tersebut, malah mereka mencatatkan 100 persen kemenangan pada tahun 1893-94 di Anfield. Daya magis Anfield tak hanya berhenti di situ saja, pada tahun 1970-71, 1976-77, 1978-79, 1987-88, dan 2008-09, tak ada satupun tim yang bisa mengalahkan Liverpool di markasnya yang angker karena, This Is Anfield!


John Houlding

Pada awal 1884 Anfield selesai di bangun, tim sepakbola Everton menyewa lapangan tersebut dari pemiliknya John Orrell, stadion dengan 4 sudut yakni Spion Kop , Main Stand, Cetenary Stand, dan Anfield Road dengan total keseluruhan kapasitas 45.276 penonton. Pertandigan pertama yang di adakan di Anfield pun berlangsung antara Everton menjamu Earlstown yang di bantai telak 5-0 oleh Everton. Pada saat itu di Inggris hanya lapangan Anfield lah yang memiliki standard internasional untuk pertandingan sebuah negara, dan pertandingan international pertama di Inggris antara Inggris melawan Irlandia berlangsung di Anfield.

Di tahun 1885, John Houlding membeli kepemilikan stadion tersebut dan mengubah biaya sewa ke Everton. Di tahun 1889, papan yang bertuliskan Oakfield Road di samping stadion di lepas. Bersama Everton, Anfield menjadi stadion di Inggris yang sangat mengerikan. Hingga sepeninggal Everton ke markas baru mereka "Goddison Park" di tahun 1891 yang sebenarnya tidak jauh dari Anfield itu, John Houlding pemilik stadion membuat sebuah klub sendiri karna kekosongan Anfield (kala itu rata - rata klub sudah punya lapangan stadion sendiri), maka era Liverpool Football Club pun di mulai.


New era

Era yang baru, di mana tahun 1892 menjadi saksi klub baru yang diberi nama Liverpool FC and Athletich Ground Ltd mengadakan pertandingan uji coba pada tanggal 1 September 1892 melawan Rotterham Town. Pertandingan hanya di tonton 200 orang yang saat itu 97% nya merupakan suporter Rotterham Town. Pertandingan pertama tersebutlah yang mencuatkan klub Liverpool F.C and Athletich Ground Ltd. karena tak ada yang menyangka Liverpool F.C and Athletich Ground Ltd. mampu melibas Rotterham Town dengan skor 7 - 1.

Liverpool pun bermain di kasta terbawah liga Inggris kala itu (Everton sudah di kasta 2 atau sekarang dikenal dengan Championship League di Inggris), dan kasta Leicester adalah kasta liga paling bawah di wilayah Inggris bagian utara (sekarang dikenal dengan Red and Blue North League). Liverpool menjamu Lincoln City pada 9 September 1893 dan menang dengan skor 4 - 0 di depan seluruh suporter baru mereka kala itu, yang berjumlah 5000 penonton. Dikarnakan semakin lama suporter Liverpool F.C semakin banyak, di tahun 1895 tempat untuk penonton pun ditambah sebanyak 3000 tempat duduk.

Tribun di atas tempat penonton Liverpool itu adalah tribun istimewa yang sampai sekarang masih dipertahankan di Anfield. Pada tribunnya di pasang lambang LFC. Penonton yang membludak memaksa pemilik Anfield, John Houlding, membangun lagi sisi Anfield yang menghadap di Anfield Road yang pada waktu itu hanya dibangun dengan kayu dan seng. Setelah Liverpool menjuarai liga ke-2 mereka (juara ke 2 kalinya ditambah dengan naik kasta) di tahun 1906, dibuat lagilah sisi penonton di sepanjang Jalan Breck Walton.


The Kop

Kelahiran The Kop (nama lain dari Liverpool dan Anfield) di tahun yang sama yaitu 1906. Nama yang terpajang bertuliskan The Kop di stadion Liverpool ini bukan sembarang nama. Nama ini diberikan sebagai penghormatan kepada para tentara yang di tahun tersebut berperang di sebuah bukit di Afrika, yang bernama "The Kop". Lebih dari 300 tentara Inggris tewas di sana, yang mana pasukan itu rata-rata berasal dari kota mereka, Liverpool.

Anfield pun tak mendapat perubahan yang berarti. Hingga di tahun 1928 (23 tahun kemudian), Anfield didesain ulang dan diperpanjang agar dapat menampung 30.000 penonton dengan atap yang baru. Banyak stadion-stadion di Inggris dinamai spion kop karna hanya ada 1 Kop yang asli di Inggris yaitu Anfield. Pada saat itu, Anfield-lah stadion yang paling kokoh dibandingkan dengan stadion-stadion lain di Inggris.

Di tahun 1952 adalah puncak penonton kala itu. Sebanyak 61,905 penonton memenuhi Anfield untuk menonton pertandingan antara Liverpool melawan Wolves (Wolverhamton). Pada tanggal 30 Oktober 1957 Anfield diberi lampu stadion dengan standar international (sebelumnya lampu biasa saja). Lampu tersebut diaktifkan pertama kali saat Liverpool melawan Everton (derby kota Merseyside) dalam memperingati ulang tahun ke-75 Asosiasi Sepak bola Liverpool. Di tahun 1963, salah satu sisi tribun di Anfield diubah dengan desain yang baru, yang lebih bagus serta dapat menampung 6.700 penonton dengan menghabiskan dana sebesar £350,000.

The Kop adalah sisi belakang Liverpool, di mana di tempat itu dijadikan Museum kebanggaan Liverpool F.C.


Shankly Gates

Dua tahun kemudian sisi bagian Anfield Road mengalami perombakan (diubah menjadi seperti yang sekarang, tegak dan tertutup keseluruhan). Lalu kemudian di tahun 1973 perombakan Anfield secara besar-besaran pun terjadi lagi ketika sisi utama (tempat pertama penonton) yang sudah tua itu dirobohkan dan dibangun kembali dengan yang baru.

Di tahun 1980, stand utama, tepatnya bagian terdekat dengan lapangan, bisa diisi oleh para penonton dan diberi tempat duduk (sampai tahun 1979 belum ada halnyapenonton duduk). Lalu di susul sisi bagian Anfield Road 2 tahun kemudian, 1982. Gerbang Shankly didirikan juga pada tahun 1982 tepatnya pada 26 Agustus 1982 sebagai tanda penghormatan kepadanya yang wafat pada tahun 1982.

Ada yang mencolok dari gerbang utama Liverpool ini. Ya, "You Never Walk Alone", kalimat singkat penuh makna bagi seluruh fans The Kop di dunia. Kata-kata itu diadopsi dari sebuah lagu milik grup bernama Gary and the Peacemeaker yang merupakan lagu kegemaran Bill Shankly.


Monumen Hillsborough

Hilsborough adalah nama stadion Sheffield United, stadion yang menjadi saksi bisu tragedi yang mengenaskan dalam sepak bola Inggris, bahkan dunia. Kejadian tragis itu terjadi tanggal 15 April 1989 dan menelan korban yang berjumlah 766 orang terluka serta 96 orang tewas kala kejadian tersebut.

Karna semua korban merupakan suporter Liverpool, maka dengan rasa hormat Liverpool membuat monumen ini tepat di samping sebelah kiri gerbang kebanggan Liverpool.

Sheffield Utd. pun sebagai pemilik stadion memasang monumen tragis bersejarah tersebut di dekat gerbang stadion. Setiap tahunnya para keluarga atau suporter Liverpool F.C berkunjung ke stadion mereka untuk memberi karangan bunga. Tak jarang mereka semua meneteskan air mata walau tragedi itu sudah terjadi puluhan tahun lamanya. Perlu diketahui pula, kejadian ini selalu diperingati oleh Livepool dan Liga Primer Inggris di manapun Liverpool bertanding. Bila pertandingan jatuh pada tanggal 15 April akan ada upacara khusus sebelum pertandingan dimulai.

Monumen kenangan itu akan terus ada sampai kapanpun karena Liverpool tidak akan pernah ada tanpa dukungan dari suporternya.


Penghargaan Untuk Bill Shankly

Bill Shankly. Fans Liverpool pasti tahu siapa dia. Pria yang menjadi kebanggan kota Liverpool ini sukses sebagai pemain dan juga manager Liverpool F.C. Mungkin dia memang tidak bermain untuk Liverpool, namun dia adalah sosok arsitek penting di pinggir lapangan Liverpool sejak Liverpool berada di divisi ke-2, sampai Liverpool berada di puncak kesuksesannya.

Bersama Liverpool F.C, Bill Shankly mempersembahkan 2 Piala FA dan 1 gelar pertama UEFA untuk Liverpool. Hingga sampai saat dia pensiun pada masa kejayaannya bersama Liverpool F.C (ketika itu Liverpool memenangi Piala FA lalu Shankly mengundurkan diri). Patung yang terbuat dari perunggu ini ditaruh tepat di depan Museum The Kop. Patung yang didirikan pada tanggal 4 Desember 1947 ini didesain layaknya Bill, sang manager yang memberi salam kemenangan di tiap pertandingan kepada fans Liverpool.


This is Anfield

Tulisan ini mempunyai daya magis tersendiri dan mempengaruhi siapa pun yang bertanding ke Anfield. Dengan logo pertama Liverpool yang melekat di dinding, menjadi kebanggaan tersendiri bagi pemain Liverpool dan kengerian sendiri bagi lawan tandingnya.


Museum Liverpool Football Club

Museum LFC berada ada di sisi belakang Anfield. Di atasnya tulisan The Kop melekat di sana serta patung Bill Shankly yang berdiri gagah di depan museum itu. Segala Piala yg dimenangkan oleh Liverpool juga dipajang di museum itu.









Lokasi: Liverpool, Merseyside, Inggris
Alamat: Anfield Road, Liverpool, Merseyside, L4 OTH
Titik Koordinat: 53°25′50.95″N 2°57′38.98″W
Diresmikan: 1884
Pemilik: Liverpool F.C.
Operator: Liverpool F.C.
Permukaan: Desso GrassMaster
Kapasitas: 45,276 penonton
Rekor Penonton: 61,905 (Liverpool-Wolverhampton Wanderers, 2 Februari 1952)
Ukuran Lapangan: 101 meter (110 yd) x 68 meter (74 yd)


Quote:Anfield adalah nama stadion yang terletak di kota Liverpool, Inggris. Stadion yang menjadi markas dari Liverpool F.C ini sejak Liverpool F.C didirikan pada tahun 1892. Stadion yang terletak 4,8 km dari pusat kota Liverpool ini pada mulanya merupakan markas dari klub Everton F.C. dari tahun 1884 hingga pada tahun 1892 ketika Everton pindah ke stadion Goodison Park.



Denah Anfield Stadium





Biasa disebut Spion Kop yang berkapasitas 12.409 penonton. Awalnya pada tahun 1928 The Kop dibangun, mampu menampung 30.000 penonton. Namun setelah kejadian Hillsborough maka tribun Spion Kop dirombak menjadi 12.409 bangku penonton saja.




The Main Stand tribun tempat di mana para pemain keluar dan masuk. Terdiri dari 12.277 kursi masing-masing 9.597 kursi utama, 2.409 kursi tersedia di paddock, 177 kursi untuk direktur (ofisial klub), 54 kursi untuk pers, dan 40 kursi dinonaktifkan.
Di dalamnya ada sebuah tangga, di mana di atas tangga tersebut bertuliskan "This Is Anfield". Setiap pemain serta staff tim Liverpool yang melewati akan menyentuh tulisan tersebut tentu saja yang tujuannya untuk mengintimidasi lawan serta mendapat keyakinan akan keberuntungan untuk tim Liverpool.




The Centenary Stand awalnya bernama Kemlyn Road sebelum penambahan lapis kedua. Tribun yang terletak berlawanan dengan Main Stand berkapasitas 11,762 pentonton. Pada tahun 1992 diperluas sekaligus untuk menandai ulang tahun ke-100 Liverpool F.C.




The Anfield Road terletak di sisi kiri Main Stand, tempat di mana orang yang memandu pertandingan (komentator). Pada tribun yang memiliki 9,074 kursi ini juga disediakan bagi mereka penonton yang menggunakan kursi roda serta gangguan penglihatan (tunanetra). (source: @L4US_Kaskus)


TRAGEDI HILLSBOROUGH 1989



15 April 1989, adalah hari yang takkan terlupakan sampai kapanpun. Hari di mana terjadinya tragedi yang memilukan di dalam dunia sepakbola. Ya, pada hari itu akan berlangsung laga Final FA antara Nottingham Forest melawan Liverpool. Baru saja berjalan 6 menit, pertandingan pun dihentikan akibat bentrok suporter yang menyebabkan beberapa suporter terhimpit pagar pembatas di tribun Lepping Lane End. Oleh karenanya Stadion Hillsborough menjadi saksi bisu perginya 96 orang pendukung Liverpool, yang datang ke stadion bersama 50.000 pendukung lainnya (24.000 pendukung Liverpool) dari ke-dua klub. Mereka, 96, pergi, takkan pernah kembali, untuk selamanya. Tidak hanya itu, ratusan orang pendukung mengalami luka-luka, dan ribuan lainnya mengalami trauma akut di dalam stadion yang katanya saat itu adalah stadion paling aman di Inggris.



Pada laga itu, pendukung Liverpool diberikan tempat di West Stand (Lepping Lane End) yang mampu menampung sekitar 14.000 penonton sedangkan pendukung Nottingham Forest diberikan tempat di East Stand (Spion Kop) yang mampu menampung sekitar 21.000 penonton. Sebuah keputusan yang patut dipertanyakan hingga sekarang, mengingat banyaknya jumlah fans Liverpool saat itu apabila dibandingkan dengan jumlah fans Nottingham Forest.

Diagram Hillsborough Stadium


Sebelum pertandingan dimulai, para pendukung Liverpool telah berkumpul di luar stadion dan terhenti di pintu pengecekan tiket (turnstiles). Mereka tidak dapat masuk karna di pen 3 dan 4 sudah penuh sesak oleh para pendukung Liverpool. Namun penjaga keamanan meminta pintu C terus dibuka karena keadaan di luar sangat parah dan para pendukung mungkin akan mati berdesak-desakan apabila terus-menerus begitu.

Diagram Hillsborough Stadium


Pintu C sebenarnya pintu untuk keluar stadion, namun saat itu dibuka. Lebih dari 2000 suporter berlarian masuk ke dalam terowongan menuju pen 3 dan 4 yang sudah penuh sesak. Akibatnya, banyak pendukung yang terhimpit. Lalu kemudian pintu C ditutup kembali. Para pendukung pun mulai memanjat pagar agar terbebas dari desakan dan himpitan para pendukung lainnya. Ada juga yang beruntung keluar melaui celah-celah pagar keamanan. 5 menit setelah pertandingan di mulai, pagar pembatas di pen 3 roboh, menyebabkan para pendukung liverpool terjatuh ke dalam lapangan. 94 orang meninggal di tempat kejadian, seorang lagi meninggal di rumah sakit dan seorang lagi meninggal beberapa tahun setelah tragedi ini.

Diagram Hillsborough Stadium




Hillsborough Disaster's Video


Selain kampanye Justice For The 96, atau yang lebih kita kenal JFT96 (kampanye yang dilakukan untuk menuntut keadilan bagi 96 korban Tragedi Hillsborough), ada juga kampenye yang menyuarakan "Don't Buy The Sun". Hal apa yang dilakukan oleh The Sun hingga sampai saat ini, masyarakat Liverpool membenci koran itu? The Sun telah mengeluarkan berita headline di cover depan korannya mengenai Tragedi Hillsborough. Ya, tentu saja berita palsu yang memfitnah dan menjelekkan para pendukung Liverpool. Berita tersebut antara lain sebagai berikut "Ada suporter yang mencuri dari korban. Ada suporter yang mengencingi petugas keamanan. Ada suporter yang memukuli petugas yang sedang memberikan CPR ke korban". Secara garis besar, The Sun meng-klaim bahwa pendukung Liverpool lah yang menyebabkan tragedi itu terjadi. Selain itu, The Sun mencetak besar ukuran judul yang menjadi headline cover koran mereka, "The Truth".

Semua itu adalah berita fitnah yang mencoreng para suporter Liverpool. Hingga akhirnya semua terbukti, namun sampai saat ini para penduduk Liverpool membenci The Sun. Tentu saja kitapun sebagai fans Liverpool, mau tak mau harus membencinya.


SEJARAH LIVERPOOL FC



Masa Awal dan Pembentukan

Liverpool didirikan pada tanggal 15 Maret 1892 sebagai akibat perseteruan antara Komite Everton FC dengan John Holding sebagai Presiden Klub yang juga pemilik stadion Anfield. Sebelumnya pada tahun 1891 John Houlding, sebagai penyewa dari Stadion Anfield, membeli tanah tersebut secara langsung dan mengusulkan meningkatkan harga sewa dari £ 100 sampai £ 250 per tahun. Everton, yang telah bermain di Anfield selama tujuh tahun, menolaknya dan terjadi perseteruan.

Liverpool Tahun 1892-93

Akibat dari perseteruan itu, Everton akhirnya pindah ke stadion Goodison Park dan John Holding menjadikan stadion Anfield sebagai kandang Liverpool sampai sekarang.
Klub sempat diberi nama Everton FC and Athletic Grounds, Ltd., atau diringkas Everton Athletic, namun Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) menolak mengakui ada dua tim bernama Everton. Pada bulan Juni 1892, John Houlding akhirnya memilih nama Liverpool FC sebagai nama baru, dan Liverpool menjelma menjadi kekuatan serius di kompetisi sepak bola Inggris.
Mengawali debutnya sebagai klub sepak bola profesional Liverpool bermain di Liga Lancashire dan berhasil menjadi juara sebelum akhirnya bergabung dengan Divisi II Liga Inggris (sekarang bernama Football League Championship) pada musim 1893-94. Pada musim pertamanya di Divisi II, Liverpool langsung menjadi juara dan berhak untuk promosi ke Divisi I (sekarang bernama Liga Primer Inggris). Liverpool tidak menunggu lama untuk menjadi juara liga, karena pada musim pertamanya di Divisi I ini (1900-01), Liverpool sukses menjuarai Divisi I dan mengulanginya lagi lima tahun kemudian.

Masa Perkembangan

Final Piala FA pertama dilakukan pada tahun 1914, meskipun akhirnya mereka dikalahkan Burnley 1-0. Setelah itu Liverpool berhasil meraih juara liga 2 musim berturut-turut yaitu musim 1921-22 dan 1922-23, namun tidak mendapatkan tropi lagi sampai musim 1946-47 ketika berhasil meraih gelar liganya yang ke 5. Setelah berada di Divisi I selama lebih dari 50 tahun, akhirnya Liverpool mengalami kemerosotan dan terdegradasi ke Divisi II pada musim 1953-54.
Beberapa saat setelah Liverpool dikalahkan oleh Worcester City, klub di luar Football League pada Piala FA musim 1958-59, Bill Shankly ditunjuk sebagai manajer pada bulan Desember 1959. Shankly merombak tim secara besar-besaran dengan melepas 24 pemain lama dan menggunakan sebuah ruangan di stadion Anfield untuk menggelar rapat kepelatihan. Ruangan ini di namakan 'The Boot Room' yang berhasil melahirkan manajer-manajer legendaris Liverpool di kemudian hari.

Di ruangan inilah Bill Shankly dan anggota 'Boot Room' lainnya seperti Bob Paisley, Joe Fagan dan Reuben Bennett mulai membangun kekuatan Liverpool yang membuat iri tim lain. Hasil dari renovasi yang dilakukan oleh Bill Shankly mulai membuahkan hasil ketika Liverpool berhasil kembali ke Divisi I pada musim 1961-62 dan menjadi juara liga pada musim 1963-64.

Masa Kejayaan
Liverpool memulai masa keemasannya saat dibawah manajer Bill Shankly. Pelatih ini kemudian menjadi legenda Liverpool. Ia sangat dihormati karena berhasil membawa Liverpool kembali ke divisi satu setelah sebelumnya berada di divisi dua selama 8 musim. Untuk menghormati jasanya, dibuatlah patung Bill Shankly di pintu masuk Anfield. Pemain-pemain yang terkenal pada masa ini termasuk Ray Clemence, Mark Lawrenson, Graeme Souness, Ian Callaghan, Phil Neal, Kevin Keegan, Alan Hansen, Kenny Dalglish (102 cap), dan Ian Rush (346 gol)

Era Bill Shankly

Setelah menjuarai Piala FA yang pertama pada tahun 1965 dan menjuarai liga pada musim 1965-66, Bill Shankly berhasil mempersembahkan gelar juara liga dan Piala UEFA pada musim kompetisi 1972-73. Musim berikutnya Bill Shankly berhasil mempersembahkan gelar Piala FA setelah membantai Newcastle United 3-0. Tidak ada yang menyangka bahwa gelar Piala FA itu merupakan persembahan terakhir dari seorang Bill Shankly. Karena secara tiba-tiba Bill Shankly memutuskan untuk pensiun.
Pemain dan fans (kopites) berusaha untuk membujuk, bahkan para pekerja di Liverpool mengancam akan melakukan mogok kerja. Tetapi Bill Shankly tetap pada pendiriannya dan menyerahkan tongkat manajerial kepada asisten-nya yaitu Bob Paisley. Bill Shankly akhirnya pensiun pada tahun 1974.

Era Bob Paisley

Kejayaan Liverpool bersama Bill Shankly dilanjutkan Bob Paisley yang pada saat itu berusia 55 tahun. Dia menjabat sebagai manajer Liverpool dari tahun 1974 sampai 1983 dan hanya pada awal tahun Bob Paisley tidak dapat memberikan gelar untuk Liverpool. Selama 9 tahun Bob Paisley menjabat sebagai manajer Liverpool FC, ia memberikan total 21 tropi, termasuk 3 Piala Champions, 1 Piala UEFA, 6 juara Liga Inggris dan 3 Piala Liga secara berturut-turut.
Dengan semua gelar itu tidak salah bila Bob Paisley menjadi manajer tersukses saat itu yang pernah menangani klub Inggris. Tidak hanya sukses memberikan gelar untuk Liverpool FC, tetapi Bob Paisley juga sukses dalam melakukan regenerasi di tubuh Liverpool FC dengan tampilnya para bintang muda seperti: Graeme Souness, Alan Hansen, Kenny Dalglish dan Ian Rush. Walaupun Bob Paisley mewariskan sebuah skuat muda yang sangat hebat dan berbakat, tetapi dengan semua torehan gelar itu akan menjadi sangat berat buat siapapun penerusnya.

Era Joe Fagan

Paisley pensiun pada tahun 1983 dan digantikan oleh asistennya Joe Fagan. Sebagai penerus Bob Paisley, Joe Fagan yang pada saat itu berusia 62 tahun, di musim pertamanya berhasil mempersembahkan treble buat Liverpool yaitu juara Liga Inggris, juara Piala Liga dan juara Piala Champions. Raihan ini menjadikan Liverpool FC sebagai klub sepak bola pertama di Inggris yang berhasil meraih 3 gelar juara sekaligus dalam 1 musim kompetisi.
Sayangnya, catatan keemasan itu sedikit ternoda oleh insiden di Stadion Heysel. Insiden yang terjadi sebelum pertandingan final Piala Champion antara Liverpool dan Juventus FC ini menewaskan 39 orang, sebagian besar adalah pendukung Juventus. Insiden ini mengakibatkan pelarangan bagi semua klub sepakbola Inggris untuk berkompetisi di Eropa selama 5 tahun. Dan Liverpool FC dilarang mengikuti semua kompetisi Eropa selama 10 tahun yang akhirnya dikurangi menjadi 6 tahun. Selain itu, 14 fans Liverpool didakwa bersalah atas peristiwa yang dikenal dengan Tragedi Heysel.
Setelah peristiwa mengerikan itu, Joe Fagan memutuskan untuk pensiun dan memberikan tongkat manajerial selanjutnya kepada Kenny Dalglish yang ditunjuk sebagai manajer-pemain. Joe Fagan menyerahkan tugas manajerial Liverpool FC kepada Kenny Dalglish yang pada saat itu sudah menjadi pemain hebat tetapi masih harus membuktikan kapabilitas sebagai seorang manajer.

Era Kenny Dalglish

Pada masa kepemimpinan Kenny Dalglish, Liverpool FC dibawa menjadi juara Liga Inggris sebanyak 3 kali dan juara Piala FA sebanyak 2 kali, termasuk gelar ganda juara Liga Inggris dan juara Piala FA pada musim kompetisi 1985-86. Bila tidak terkena sangsi dari UEFA, bisa dipastikan Liverpool FC menjadi penantang serius untuk merebut Piala Champion pada saat itu.
Kesuksesan Liverpool FC di masa kepemimpinan Kenny Dalglish kembali dibayangi kejadian mengerikan lainnya yaitu Tragedi Hillsborough. Pada pertandingan semi-final Piala FA melawan Nottingham Forest FC tanggal 15 April 1989, ratusan penonton dari luar stadion memaksa masuk ke dalam stadion yang mengakibatkan fans Liverpool yang berada di tribun terjepit pagar pembatas stadion. Hal ini mengakibatkan 94 fans meninggal di tempat kejadian, 1 orang meninggal 4 hari kemudian di rumah sakit dan 1 orang lainnya meninggal dunia setelah koma selama 4 tahun.
Akibat Tragedi Hillsborough ini pemerintah Inggris melakukan penelitian kembali mengenai faktor keamanan stadion sepak bola di negaranya. Dikenal dengan sebutan Taylor Report, menyebutkan bahwa penyebab dari Tragedi Hillsborough ini adalah faktor penonton yang melebihi kapasitas stadion karena kurangnya antisipasi dari pihak keamanan. Akhirnya pemerintah Inggris mengeluarkan undang-undang yang mewajibkan setiap klub divisi I Inggris untuk meniadakan tribun berdiri.
Setelah menjadi saksi hidup dari tragedi mengerikan Heysel dan Hillsborough, 'King' Kenny Dalglish tidak pernah bisa lepas dari trauma yang menghinggapi dirinya. Akhirnya pada tanggal 22 Februari 1990 ia mengumumkan pengunduran dirinya sebagai manajer Liverpool FC. Pengumuman yang sangat mengejutkan dunia sepak bola pada saat itu, karena Liverpool FC sedang bersaing ketat dengan Arsenal dalam perebutan gelar Liga Inggris.
Alasan yang disebutkan oleh Kenny Dalglish pada saat itu adalah tidak bisa lagi menghadapi tekanan dalam menahkodai Liverpool FC. Selama beberapa minggu Liverpool FC ditangani oleh pelatih tim utama Ronnie Moran sebelum akhirnya Liverpool FC menunjuk Graeme Souness sebagai manajer berikutnya. 'King' Kenny Dalglish kemudian dikenang sebagai legenda terhebat Liverpool FC karena sangat sukses baik sebagai pemain maupun manajer.

Masa Liga Primer

Perginya 'King' Kenny Dalglish dan 2 tragedi yang mengerikan ( Heysel dan Hillsborough ) sepertinya memberikan trauma, hukuman atau kutukan yang mendalam bagi Liverpool FC. Kedatangan Graeme Souness pun tidak mengubah peruntungan Liverpool FC. Walaupun Souness bisa memberikan gelar Piala FA pada tahun 1992, tetapi dengan kebijakan transfer pemain yang kurang baik dan penerapan strategi yang sedikit membingungkan menjadikan Liverpool tampil tidak konsisten pada musim itu. Hal lain yang memperburuk hubungan Souness dan fans adalah ketika Souness menceritakan proses pemulihan kesehatannya pasca operasi jantung kepada koran The Sun.
Seperti diketahui bahwa masyarakat di Merseyside memboikot koran The Sun yang sering memojokkan fans Liverpool yang merupakan penduduk kota Liverpool (liverpudlian) mengenai Tragedi Hillsborough. Pada 28 Januari 1994, Graeme Souness akhirnya mengundurkan diri sebagai manajer Liverpool FC setelah tersingkir dari Piala Liga Inggris dan Piala FA. Pelatih Roy Evans ditunjuk sebagai manajer Liverpool FC selanjutnya. Liverpool FC berada di urutan ke 8 klasemen yang merupakan hasil terburuk selama 29 tahun terakhir. Walaupun secara raihan gelar juara Graeme Souness tidak sukses, tetapi pada masa kepemimpinannya banyak lahir talenta muda diantaranya : Robbie Fowler, Steve McManaman, Jamie Redknapp, Rob Jones dan David James.
Manajer Liverpool selanjutnya adalah pelatih senior Roy Evans yang sudah bersama Liverpool FC selama lebih dari 30 tahun. Pada musim 1994-95 Liverpool menduduki peringkat 5 Liga Primer Inggris dan berhasil menjuarai Piala Liga Inggris dengan mengalahkan Bolton Wanderers dengan skor 2-1. Roy Evans berhasil mengembalikan ciri khas permainan Liverpool yaitu pass and move. Tetapi permainan apik dan indah Liverpool FC pada masa ini tidak diimbangi determinasi dan agresifitas yang memadai dari para pemainnya, sehingga Liverpool pada masa Roy Evans sering disebut Spice Boys.
Selain semakin matangnya pemain seperti : Robbie Fowler, Steve McManaman dan Jamie Redknapp, pada masa kepelatihan Roy Evans muncul bakat muda bernama Michael Owen yang berhasil mencetak 18 gol dan menjadi PFA Young Player of the Year Award pada tahun 1998.
Pada musim kompetisi 1998-99 Liverpool FC menarik pelatih asal Perancis, Gérard Houllier untuk berpartner dengan Roy Evans sebagai joint manager. Tetapi Roy Evans merasa tidak cocok bekerjasama dengan Houllier, sehingga mengundurkan diri pada bulan November 1998. Setelah menjadi manajer tunggal, Houllier merombak total tim dengan memasukan pemain seperti : Sami Hyypia, Stephan Henchoz, Markus Babbel, Dietmar Hamann, Gary McAllister dan Emile Heskey. Selain muncul bintang muda Michael Owen, Houllier juga berhasil mempromosikan bakat muda dengan talenta luar biasa bernama Steven Gerrard.
Pada tahun 2001, musim ke-2 Houllier sebagai manajer tunggal, Liverpool memenangi "Treble" yaitu : Piala FA, Piala Liga and Liga Eropa UEFA . Tahun 2001 menjadi tahun terbaik Liverpool FC setelah mengalami kemerosotan prestasi pada tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun ini Liverpool FC berhasil meraih Piala Liga Inggris, Piala FA, Piala UEFA, Community Shield dan Piala Super UEFA.
Keberhasilan ini memunculkan secercah harapan bagi Liverpool untuk dapat meraih gelar juara Liga Utama Inggris yang terakhir diraih pada tahun 1990. Pada tahun 1994 Liverpool FC berhasil meraih Piala Liga Inggris dan menduduki peringkat ke 4 pada musim 1993-94 sehingga berhak mengikuti kualifikasi Liga Champions UEFA. Walaupun berhasil memberikan sejumlah gelar buat Liverpool FC, tetapi taktik bertahan yang diterapkan Houllier dianggap tidak bisa bersaing untuk meraih gelar Liga Inggris. Taktik bertahan dan mengandalkan serangan balik sangat mudah diantisipasi oleh lawan, sehingga pada 24 Mei 2004, Gérard Houllier digantikan oleh Rafael Benitez.

Era Rafael Benitez

Rafael Benitez datang ke Liverpool FC setelah berhasil membawa Valencia menjadi juara Liga Spanyol 2 kali dan juara Piala UEFA. Harapan Liverpudlian untuk menjadi juara Liga Inggris kembali membumbung tinggi setelah Benitez berhasil membawa Liverpool FC menjuarai Liga Champions UEFA 2004-05 untuk yang ke 5 kalinya. Pada final yang dikenang sebagai salah satu partai terhebat sepanjang masa, Liverpool FC berhasil mengalahkan AC Milan setelah tertinggal 0-3 di babak pertama. Tetapi gol dari kapten Steven Gerrard, Vladimir Smicer dan penalti Xabi Alonso berhasil membawa Liverpool FC ke babak perpanjangan waktu dan adu penalti. Kiper Liverpool FC Jerzy Dudek menjadi pahlawan setelah berhasil menahan tendangan penalti Shevchenko.
Kemenangan pada partai final Liga Champions inilah yang menjadi alasan kapten dan legenda hidup Liverpool FC Steven Gerrard untuk tidak pindah ke klub lain. Keputusan yang disambut gembira oleh para pendukung Liverpool. Liverpool FC kemudian dibawa Rafael Benitez untuk menjadi juara Piala Super Eropa dengan mengalahkan juara Piala UEFA CSKA Moskwa dengan skor 3-1.
Piala FA tahun 2006 menjadi piala terakhir yang dipersembahkan oleh Rafael Benitez untuk Liverpool FC. Dalam perjalanan menuju final piala FA, Liverpool FC mengalahkan Luton Town dengan skor 5-3, Manchester United 1-0, Birmingham City 7-0 dan mengalahkan Chelsea 2-1 di semi-final. Di partai final Liverpool FC berhasil mengalahkan West Ham United dengan Steven Gerrard sebagai Man Of The Match.
Steven Gerrard memberi umpan untuk gol pertama, melakukan tendangan voli untuk gol ke 2 dan melakukan tendangan jarak jauh yang fenomenal pada menit ke 91. Dengan skor 3-3 akhirnya pertandingan dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu dan adu penalti. Walaupun selama pertandingan kiper Pepe Reina beberapa kali melakukan kesalahan fatal, tetapi pada saat adu penalti berhasil menahan 3 dari 4 tendangan pemain West Ham United. Final Piala FA ini disebut sebagai 'Final-nya Gerrard' dan dicatat sebagai partai final terbaik di era modern Piala FA.
Setelah memenangi Community Shield tahun 2006 dan berhasil mencapai final Liga Champions 2007, musim-musim berikutnya menjadi musim tanpa gelar bagi Rafael Benitez dan Liverpool FC. Satu-satunya kabar yang menggembirakan bagi para fans adalah kembalinya 'King' Kenny Dalglish untuk membidani Liverpool FC Youth Academy pada tahun 2009. Akhirnya Rafael Benitez berhenti pada tanggal 3 Juni 2010 dan digantikan oleh manajer Fulham yaitu Roy Hodgson.
Pada masa kepemimpinan Rafael Benitez, Liverpool FC mengalami 2 kali peralihan kepemilikan klub. Yang pertama pada tahun 2007 ketika dibeli oleh George Gillett dan Tom Hicks dan pada tahun 2010 ketika Liverpool FC di ambil alih New England Sports Ventures milik John W. Henry.

Era Roy Hodgson

Pada tanngal 1 Juli 2010 Roy Hodgson resmi menangani Liverpool FC selama tiga tahun. Pada keterangan pers Roy Hodgson mengatakan sangat bangga bisa menangani klub sebesar Liverpool FC dan tidak sabar untuk bertemu dengan para pemain, fans, dan ingin segera bekerja di Melwood. Tetapi situasi di Liverpool FC pada saat itu masih sangat tidak menentu karena sedang dalam masa peralihan kepemilikan. Hiruk pikuk berita tentang kebangkrutan klub dan proses peralihan yang berkepanjangan sangat memengaruhi suasana di Liverpool FC pada saat itu. Liverpool FC pun akhirnya mengawali musim 2010-11 dengan sangat buruk.
Sampai pertengahan bulan Oktober Liverpool FC berada di zona degradasi dan kalah dari klub divisi II Northampton Town. Selain itu Liverpool FC menghadapi ancaman pengurangan 9 poin dari FA bila tidak bisa menyelesaikan situasi internal. Akhirnya pada bulan Januari 2011 Liverpool FC dan Roy Hodgson sepakat untuk mengakhiri kerjasama dan posisi manajer selanjutnya dijabat oleh 'King' Kenny Dalglish untuk yang ke 2 kalinya sampai akhir musim.

Kembalinya The King

Tepat tanggal 8 Januari 2011 Kenny Dalglish resmi menjabat sebagai manajer Liverpool FC untuk yang ke 2 kalinya. Walaupun pada pertandingan perdana mengalami kekalahan di Piala FA, tetapi 'King' Kenny Dalglish berhasil mengembalikan performa pemain dan ciri khas 'pass and move' Liverpool FC. Buktinya 'King' Kenny Dalglish berhasil mengangkat Liverpool FC dari zona degradasi ke posisi 6 klasemen sementara Liga Inggris.
Hasil ini tidak lepas dari keberanian 'King' Kenny Dalglish untuk menjual pemain bintang seperti Fernando Torres kemudian membeli Luis Suarez dari Ajax Amsterdam dan Andy Carroll dari Newcastle United. Keberanian dalam hal memasang pemain muda seperti: Martin Kelly, Jay Spearing, dan Danny Wilson pun layak diacungi jempol. Raihan inilah yang membuat banyak pihak mendesak agar 'King' Kenny Dalglish di kontrak secara permanen sebagai manajer Liverpool FC.
Setelah mengakhir liga di posisi ke-8 pada musim 2011-12, posisi terburuk di liga selama 18 tahun terakhir, Dalglish diberhentikan sebagai manajer Liverpool. Dalglish digantikan oleh manajer Swansea City yaitu Brendan Rodgers hingga sekarang. (source: @L4US_Kaskus)


disadur dari : wikipedia id

HISTORY OF THE LIVERBIRD II

The Liver bird is the symbol of the city of Liverpool, England. The use of a bird to represent the city dates to the medieval era, but the idea that the "liver bird" is a mythical creature specific to Liverpool evolved in the 20th century. The bird is normally represented in the form of a cormorant holding a frond in its mouth.

The earliest known use of a bird to represent the then-town of Liverpool was on its corporate seal, dating from the 1350s. The seal is now held by the British Museum. In 1668 the Earl of Derby gave the town council a mace "engraved with ...a leaver", the first known reference to a liver bird by this name. In 1797 the College of Arms granted official arms to Liverpool, which depicts the bird in pride of place.

Since then the bird has been portrayed in many forms to represent the city. Two birds top the clock towers on the Royal Liver Building, at Liverpool's Pier Head, overlooking the River Mersey. The building, now headquarters to the Royal Liver Assurance, is probably the best-known in the city and was opened in 1911. Each tower is topped by a metal sculpture of a cormorant-like liver bird, designed by Carl Bernard Bartels and constructed by the Bromsgrove Guild.

There are two less well-known liver birds in the city. A third metal bird is on the nearby Mersey Chambers office building, adjacent to the Church of Our Lady and St Nicholas, the parish church of the city of Liverpool. The fourth, a bird carved in stone, topped the original St John's Market building until its demolition in 1964. The stone liver bird is now displayed at the Merseyside Maritime Museum.  (source: Liverpool forum Kaskus)

HISTORY OF THE LIVERBIRD



The Liver Bird is Internationally recognised as the symbol of the great City of Liverpool. On the famous Liver Buildings two of them, 18 feet in height, stand proud, wings up and defiant which represents the indomitable spirit of the people of the city. In 1207 King John granted Liverpool a City Charter. On his seal was an eagle and many people believed this was the original Liver Bird. The seal was lost during the seige in 1644 and the copy so unskilfully made that the bird now resembled a cormorant instead of the eagle of St. John. Ornithologists and historians have long debated the mysteries, the myths and the mystique that surrounds the Liver Bird.
But the truth is that the City of Liverpool is so unique it decided that it didn't want to share someone else's symbol. It wanted it's own idiosyncratic identity so created it's own distinctive pictogram in the form of the now famous Liver Bird. Legend has it that "If the Liver Birds were to fly away Liverpool would cease to exist" And what a poorer place the world would be if that ever happened...
This website shows how the 'bird' has developed since it's conception over 350 years ago.
 

Our Trophy!

League Champions
1900-01, 1905-06, 1921-22, 1922-23, 1946-47, 1963-64, 1965-66, 1972-73, 1975-76, 1976-77, 1978-79, 1979-80, 1981-82, 1982-83, 1983-84, 1985-86, 1987-88, 1989-90

European Cup Winners
1976-77, 1977-78, 1980-81, 1983-84, 2004-05

FA Cup Winners
1964-65, 1973-74, 1985-86, 1988-89, 1991-92, 2000-01, 2005-06

League Cup Winners
1980-81, 1981-82, 1982-83, 1983-84, 1994-95, 2000-01, 2002-03, 2011-2012

UEFA Cup Winners
1972-73, 1975-76, 2000-01

European Super Cup Winners
1977, 2001, 2005

Super Cup Winners
1985-86

FA Charity Shield Winners
1964*, 1965*, 1966, 1974, 1976, 1977*, 1979, 1980, 1982, 1986*, 1988, 1989, 1990*, 2001, 2006 ( * shared)

Division Two Winners
1893-94, 1895-96, 1904-05, 1961-62

Lancashire League Winners
1892-93

Carlsberg Trophy
1997-98, 1998-99, 1999-2000

Reserve Division One Winners
1956-57, 1968-69, 1969-70, 1970-71, 1972-73, 1973-74, 1974-75, 1975-76, 1976-77, 1978-79, 1979-80, 1980-81, 1981-82, 1983-84, 1984-85, 1989-90, 1999-2000, 2007-08

Barclays Reserves National Champions
2007-08

FA Youth Cup Winners
1995-96, 2005-06, 2006-07